SELAMAT DATANG DI BLOG SIPRI NAR : KREATIVITAS UNTUK PERUBAHAN *** BANGUN KAMPUNG BANGUN INDONESIA ***

Senin, 02 Mei 2011

Manusia a la Machiavelli


Pengalaman kehidupan politik Machiavelli yang penuh dengan kecurangan, kebusukan, korup, dan kejahatan lainnya turut mempengaruhi pandangannya tentang manusia. Dari pengalamannya itu ia memberikan gambaran yang agak suram bahkan buruk tentang manusia. Ia menyimpulkan bahwa pada dasarnya semua manusia itu jahat. Manusia akan selalu condong kepada kejahatan yang ada dalam pikirannya bila ada kesempatan. Kebaikan amatlah sulit digapai manusia karena manusia lebih cenderung mengikuti hawa nafsunya. Kebaikan itu dapat dicapai bila ada peraturan yang mengatur kehidupan manusia. Peraturan itu harus mengikat kehidupan bersama manusia. Untuk itu sangatlah dibutuhkan seorang pemimpin dalam kehidupan bersama.

Dalam Diskursus, Machiavelli mengatakan bahwa “manusia tidak pernah melakukan kebaikan kecuali kalau terdesak; namun ketika mereka telah bebas untuk memilih dan dapat melakukan apa saja yang mereka suka, tiba-tiba saja segala sesuatunya menjadi kacau dan tidak teratur.”

Selain jahat, manusia itu juga licik. Pada dasarnya ia  bodoh, pembohong, penipu, tak tahu berterima kasih. Ia dapat bertindak secara kejam dan dapat pula bertindak sebagaimana layaknya seorang manusia yang berasional. Untuk itu seorang pemimpin juga haruslah seorang yang licik dan kejam. Ia dituntut untuk bertidak sebagai nbinatang sekaligus dan juga sebagai manusia. Dalam situasi tertentu, ia harus bertindank sebagai seorang manusia. Namun bila situasi menuntut untuk mengamankan dirinya ia harus bertindak sebagaimana layaknya seekor binatang. Dengan kelicikannya manusia berusaha untuk salaing menipu satu sama lain. Sesama  yang lain adalah obyek yang selalu siap untuk ditipu, dibohongi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar