Asset Bassed Approach…
Mendengar kata-kata ini, bagi kebanyakan orang menjadi sebuah spirit. Tetapi bagi yang lain, kata-kata tersebut hanya sebuah slogan. Yang lain lagi menjadikannya sebagai slogan untuk jalan-jalan. Tetapi bagi orang Flores, khususnya PKM, inilah sebuah ‘spirit, roh’ dari kegotong-royongan. Ini sebuah ‘core’ dari kegotong-royongan masyarakat Flores. Orang rela memberi dari ketidakpunyaan mereka. Rela berkorban meskipun mereka tak punya.
Spirit ini ternyata bukan hanya sebuah dongeng. Ini sebuah fakta. PK M menjadi cerita hidup untuk kerelaan memberi orang Flores.
Para PKM mampu menghentakan nurani kami untuk terus mau “ berbagi dari apa yang kita punya ”. Betapa tidak, hampir semua wilayah berkontribusi untuk kebutuhan konsumsi selama pelatihan ini. Manggarai memyumbangkan hasil terbaik mereka berupa kopi dan kue kompiang, yang tidak akan ada di kabupaten lain di NTT. Ngada dan Nagekeo menyumbangkan, pucuk labu, sayuran terbaik, yang menjadi incaran vegetarian dunia. Tidak kalah hebatnya, tanah Ende, memberikan pepaya terbaik kelas dunia, sebagai pencuci mulut para PKM dan Tim Fasilitator setiap kali selesai makan.
Tidak sekedar menyumbang, dengan konsep tempat training sebagai rumah kita turut mendorong partisipasi dan kontribusi PKM dalam menghidangkan makanan tersebut. PKM Manggarai Raya tampil dalam gaya khas menyajikan kopi dan kompiang bagi sesama peserta dan TPW. Demikian pun Ngada dengan ketrampilan khas menenun masakan RW yang terkenal itu dengan bumbu seadanya, dilengkapi dengan minuman lokal (moke/arak/tuak), demikian Ende dengan pepaya dan pisang beranga yang khas itulah sumbangan yang membangkit energy selama proses interaksi bersama.
Sikap ini sudah menjadi sebuah bagian dari keseharian dalam praktik-praktik hidup PKM selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar